Tampilkan postingan dengan label Sehari- hari. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sehari- hari. Tampilkan semua postingan

Jumat, 16 Oktober 2015

Alangkah Rindunya Kita…


Alangkah rindunya kita pada suatu waktu ketika keadilan bukan hanya sekedar slogan-slogan semu berisi janji-janji kosong.
 
Alangkah rindunya kita pada suatu masa ketika seorang pemimpin berkata “Biar aku yang memikulnya, apakah kau sanggup memikul dosaku di akhirat kelak?”

Alangkah rindunya kita ketika pemimpin dielu-elukan bukan karena statusnya sebagai pemimpin, tetapi sanjungan karena tak lagi ada kekerasan karena sebungkus nasi.

Kita benar-benar rindu ketika orang-orang di atas sana bukan berkata, “Aku yang harusnya memimpin.” Tetapi “Amanah ini sungguh berat bagiku, apakah kalian mau menjerumuskan aku?”

Betapa rindunya kita…
Ketika wajah-wajah pemimpin tidak tampak di pinggir-pinggir jalan, tetapi melekat erat di hati yang dipimpin.

Tidakkah kita rindu kepada kelapangan hati Hasan Bin Ali yang menyerahkan tampuk kepemimpinan kepada sahabat ayahnya Muawiyah demi kenyamanan hidup kaum muslimin dan agar tidak lagi ada peperangan. Sehingga sejarah mencatatnya sebagai Tahun Persatuan.
Alangkah rindunya kita…

*Palembang, 3 Muharram 1437 H, dalam kerinduan.

Selasa, 05 Agustus 2008

aha...... Pahlawan Bertopeng Turun Gunung

Huh.... Setelah sekian lama bertapa dan menuntut ilmu di Gunung Merapi, saatnya pahlawan bertopeng untuk turun gunung dan melanjutkan posting cerita- cerita yang tertunda. Memang sudah sangat amat lama sekali aku tidak posting menyuguhkan cerita- cerita rada sarap untuk dinikmati orang- orang yang rada sarap juga. Dan inilah saatnya...... ( jeng... jeng.... jeng....)

Banyak kejadian yang terjadi selama aku tidak berceloteh di blog ini. Mulai dari melakukan kayang di berbagai tempat ( kaya'nya ni anak nyontek si kambing jantan????), nungguin kakekku yang opname, beli motor ( second sih...), tapi ga' pa pa asalkan masiih bisa jalan dan ga mogok pas lewat tanjakan.
Ntar deh aku ceritain yang di atas, juga liatin foto- foto kayang di berbagai tempat, foto- foto depresi di rumah sakit.

Duh, susah ya nyuguhin cerita setelah sangat lama ga turun gunung, jari- jari rada kaku, otak agak beku, gigi juga terasa ngilu, dompet lagi buntu, dan akhirnya malu- malu ( ga nyambung ya???? apa sih ni anak????)

Oh ya, apa kabar readers semuanya???? pasti kangen ya selama aku bertapa di gunung???? Wajar sih, aku emang orangnya ngangenin sekaligus agak ganteng dan juga agak menyebalkan, agak pemalu, baik hati, suka menabung, gemar membantu orang tua, dan terakhir naik haji bila mampu.

Selasa, 22 Juli 2008

Judulnya Apa Ya???

Sumpah, bingung mo bikin judul apa. Readers, tolong bantu diriku yang lemah dan nista ini untuk temukan judul posting ini. Help me please..........



Ayam tlah lama berkokok lantang
Mataharipun sudah terang benderang
angin seperti bau ayam panggang
oh, ternyata ibu sedang memanggang ayam di dapur belakang
Kalau si ayam sudah dipanggang, siapa besok yang akan berkokok lantang?

Bingung mo posting apa, otak lagi beku. Jadi nulis yang ga jelas kaya' di atas.

11.20
Duduk di warnet, otak masih beku. Apa mungkin karena belum mandi ya???

11.30
Warnet makin membosankan. Liat blognya iwan aja ah....
Nah lho, iwannya cerita kalo kemarem- kemaren passwordnya ilang.( Wan, kira- kira passwordnya sembunyi dimana???). Jadi untuk readers, kalo punyo blog, kasih perhatian lebih dong sama password blognya, ntar passwordnya ngambek lho, kaya' password blognya si Iwan.

11.45
Abis liat blog iwan, mampir bentar di blog Tiko, tapi ga ada posting baru. Mungkin tikonya lagi sibuk sama Yudi, mumpung liburan, mereka bisa berduaan.( kawanku, insyaflah..).

11.60 eh maksudnya 12.00
Yang jaga warnet muterin lagu yang ada kata ayah sama bunda. Jadi rindu rumah....
Ayah..........
Bunda............( jeritan pilu )
aku anakmu, sangat merindukanmu.........

12.10
Mo pulang aja ah, bau badan udah menjalar kemana- mana, buktinya warnet makin sepi sejak aku mulai masuk kesini.
Maafkan aku yang jaga warnet, bukan maksud hati mengurangi rejekimu, tapi inilah kenyataanya, yang tabah ya kak........

Minggu, 20 Juli 2008

Ngejer Polantas


Sabtu sore, kami terbebas dari keangkaramurkaan, terbebas dari neraka dunia, dari siksaan yang mendera tubuh, jiwa dan mental kami. Untung aja, setelah melewati semua itu kami ga menderita gangguan kejiwaan. Ya, siksaan yang sangat menyakitkan, bahkan tidak pantas diterima anak di bawah umur seperti kami yang penuh dengan kepolosan dan keluguan.

Readers, ini cerita saat pulang sama Yudi setelah hari terakhir ujian selesai. Ceritanya begini.......

Dari kampus, kami langsung ke kost-annya deby, biasalah untuk memnuhi kebutuhan kami, saling ejek dan saling menghina serta saling mencaci- maki. Haripun beranjak sore, mentari tampak malas mengeluarkan sinarnya, meredup, bejalan ke barat, lalu hilang di
ufuk barat. Kami tercengang, dan Yudi dan Tiko berdialog,
Yudi: ko, udah gelap ya????
Tiko: iya Yudi, ga terasa kebersamaan kita sampai disini, malam telah memisahkan kita.
Yudi: Tiko..... jangan pesimis gitu donk, masih ada hari esok untuk kita. Percaya deh..... Yudi ga akan kemana- mana.
Tiko: Makasih ya Yudi, Yudi pulangnya sama siapa?
Yudi: Sama Angga.....
Tiko: Yudi jangan selingkuh ya....
Yudi: ya Tiko, Tiko ati2 ya pulangnya... bye...

Lalu aku dan Yudi naik motor, aku yang bawa motor. Tapi satu masalah muncul disini, helm cuma satu........
Yudi berkata," ya udah, kita pake satu helm ja (yang pastinya pake bahasa palembang)."
Dengan penuh percaya diri, kamipun meluncur dengan motor yudi, yang pastinya lagi sambil ketawa cekikikan, ga tau apa yang lucu, mungkin karena ketawa adalah hobi kami dari dulu. Kata orang ketawa itu kan sehat.

Sampailah kami di depan RS Siti Khadijah, yang di depannya banyak orang jual makanan, ada batagor, siomay, mie ayam, martabak, berbagai macam bentuk gorengan, mulai dari bentuk panda, hitler, barbie, mobil- mobilan, dan banyak lagi...

Mendekati simpang polda, kami mulai merasa khawatir ketemu sama polisi, takut di tilang. Kalo ada duit ga masalah kalo ditilang, bisa damai ( duh bangsa ini....).
Untuk menghindari polisi, kami belok ke arah KM 12, dan ada kejutan yang tak asing lagi di kota palembang, MACET.....

5 menit kemudian, macetpun usai.
Kami melanjutkan perjalanan, masih dengan rasa khawatir, Yudi celingak- celinguk nyari polisi dan berkata, " Aman......, jalan cepet!!!!!" Akupun tancap gas, tapi untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, ada polisi lagi naek motor dengan super pelan di depan kami, dengan sangat terpaksa kecepatan kami turunkan.

Sambil memutar otak, kami sembunyi di belakang bus kota yang sopirnya punya SIM tapi SIMnya nembak. Akhirnya wahyu datang juga, kami belok kanan dan lewat Di depan Muhammdiyah 1 Balayuda. Ketika belok, bapak polisi yang terhormat sempat liat kami yang ga pake helm. Tapi karena bapak polisi baru bisa bawa motor, jadi ga berani ngejar kami, mungkin takut jatuh.

Dan akhirnya kami selamat dari marabahaya yang mengancam keselamatan jiwa dan raga kami, kami pun pergi, dan hidup bahagia selamanya.