Jumat, 01 April 2011

Ini Tentang Seorang Kawan

Terik siang ini melayangkan pikiranku ke beberapa dekade kehidupan ini. Saat kebersamaan bersama seorang kawan. Di tengah terik panas menarik mobil-mobilan dengan seutas tali plastik. Saat itu bau amis ingus masih mendominasi tubuh kami. Kerap terjadi keributan antara kami, mainan yang cuma satu adalah biang masalahnya. Setiap hari pasti ketidakakuran itu terjadi. Namun kejadian-kejadian itu yang membuat kami saling butuh satu sama lain, dari dulu sampai sekarang.

Beberapa musim kami lewati bersama, tiba saatnya kami harus berpisah untuk mengadu peruntungan masing-masing. Ini semua demi cita dan asa yang terpendam padat tentang sebuah kejayaan di masa depan. Kami tinggalkan kebersamaan dengan terpaksa.

Hari demi hari berlalu, bukannya hilang. Tapi semakin bertambah kau ada di hati ini kawan. Kita harus menyadari ini harus terjadi, dan suatu saat kau dan aku akan kembali berkumpul dengan keadaan yang lebih bak, di sebuah rumah mungil di bawah kaki bukit.
Rambahlah belantara ilmu itu dik, jangan pernah hirau akan rasa letih yang melandamu. Pada akhirnya semua akan indah.

(Dedicate for my brother, di sebuah tempat di NAD)

Palembang, 1 April 2011