Rabu, 29 Agustus 2012

Etnis, Unik, Beragam, Satu

Kisah ini mungkin agak terlambat nangkring di blog ini, tapi tak apalah. Menurut saya, ini perlu diceritakan.

Beragam etnis dengan keunikan menjadi satu, atau...Tetap satu dengan keunikan yang berasal dari beragam etnis...Tepatnya Bhineka Tunggal Ika!!!

Sebelum saya lanjut bercerita, mari sejenak melongok ke atas, ada beberapa kata yang menjadi judul tulisan ini. Dari empat kata tersebut bisa dirangkai menjadi lebih dari satu kalimat, lebih dari satu paragraf. Bahkan dari empat kata tersebut, bisa terkumpul ratusan bahkan ribuan pulau yang terpisah-pisah menjadi satu. Dari empat kata tersebut, ada dua warna yang selalu berkibar di langit yang menaungi bumi yang terpisah oleh lautan dan samudera. Tanpa saya jelaskan, pembaca pasti tahu maksud dan isi dari tulisan ini.Yess!!! INDONESIA.
 
Mereka bilang," Indonesia negara terkorup."

Mereka juga berteriak,"Indonesia minim prestasi."

Dia menuding,"Indonesia negara gagal."

Saya dan kita hanya bisa tertawa mendengar tudingan mereka. Mereka yang berkata itu hidup, mencari makan, dan menghirup udara Indonesia, tapi tetap saja menuding.

Kami Punya Indonesia Kami Sendiri!!! Bukan Indonesia dari mereka yang suka menuding dan melihat dari sisi negatif.

*******

Beberapa bulan yang lalu saya dan teman-teman mengikuti diklat prajabatan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Sawangan Depok. Salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil. Sebuah pengalaman unik dan seru yang akan menjadi penghuni "ruang ingat" di otak selam hidup.

Disana, kami bertemu dengan orang-orang yang berasal dari seluruh penjuru tanah air, kalau di wakilkan satu per satu, mungkin cukup untuk mewakili dari Sabang sampai Merauke.Dari ujung barat ada Bang Khalid dengan logat Acehnya yang sangat kental, Adri Angso Duo dari jambi tapi bahasanya kental dengna logat Minang, saya perwakilan dari Palembang yang berasal dari Minang juga. Dari tanah Jawa ada Bang Dona dari Tegal, para teteh dari Bandung dengan logat Sundanya. Tak ketinggalan Octo dari Sulawesi, Womi, emi, Kak Dina dengan keunikan budaya timur mereka yaitu Papua. Sungguh sungguh unik dengan budaya dan watak masing-masing daerah. Semua bahasa bercampur. Memang kami menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi, tapi bahasa Indonesia dengan lidah kami masing-masing itulah kelucuan yang menghangatkan suasana saat kumpul-kumpul bahkan juga menyebabkan keriuhan di dalam kelas.Ragam bahasa kita memang indah dan unik kawan.

Selama diklat, kami tak merasakan Indonesia yang di cap jelek oleh mereka disana. Bagi kami, kami berkumpul disana adalah Indonesia dengan keberagaman dan saling menghargai.

Satu yang saya ingat ketika belajar ngomong jorok dari Octo, kami share ngomong jorok dari daerah masing-masing,hehehehe...kalau yang ini, don't try at home adik-adik...hahahaha...

Finally, kami membuktikan...

Etnis yang beragam, keunikan yang berbeda, tidak menghalangi untuk kita jadi SATU.
BHINEKA TUNGGAL IKA bukan hanya slogan, tapi nyata. Paling tidak bagi kami, para abdi negara baru.

Salam dari Sabang sampai Merauke....