Sabtu, 23 Maret 2013

Nasionalisme Padu Dalam Bola (Pesan Untuk Pengurus PSSI)

Hiruk pikuk dunia sepakbola tanah air bergulir seolah tidak akan pernah memiliki titik temu penyelesaian. Perebutan kekuasaan yang ditunggangi kepentingan politik melahirkan dualisme PSSI. Para pengurus yang seharusnya bertanggung jawab penuh terhadap kelangsungan masa depan sepakbola tanah air malah sibuk saling salah dan saling merasa paling benar, lalu lahirlah dua kompetisi. Satu pihak memberikan cap ilegal terhadap yang lain.


Ternyata dampaknya tidak hanya sebatas terlahirnya dua buah liga yang secara otomatis memberikan label kepada pemain yang bermain di liga tersebut. Masalah baru dan sangat pelik muncul ketika timnas harus dibentuk, perpecahan di badan PSSI membuat timnas yang terbentuk bukanlah tim yang on fire dengan materi pemain yang lengkap. Ada beberapa pemain yang tersisih, dan terbentuklah sebuah tim yang kurang komplit. Dan apa hasilnya? Hasilnya tidak maksimal.

Setelah melalui kemelut yang panjang, dua kubu yang terpecah dapat disatukan dengan mediator Menpora baru. Entahlah, apakah benar-benar sudah bersatu atau hanya sekedar redanya kemelut? Semoga kemelut ini benar-benar berakhir. Hasil yang cukup memuaskan dari bersatunya dua kubu adalah dengan terbentuknya timnas yang sepertinya mendapat kepercayaan dari publik sepakbola tanah air. Buktinya, latihan timnas saja ramai dikunjungi oleh masyarakat. Pertanda apa ini? Harapan? Yess, harapan yang besar kepada timnas.

Jika kita berharap timnas bisa mendapatkan kemenangan malam ini melawan Arab Saudi, itu tidaklah berlebihan. Sebuah kewajaran kita berharap sebesar itu karena materi pemain timnas yang akan berlaga malam nanti cukup komplit. Akan tetapi jikapun kalah, mungkin kekecewaan tidak akan terlalu besar, karena publik sudah sangat puas dengan padunya PSSI untuk membentuk tim yang mereka idamkan. Mungkin kita hanya bisa memberikan dukungan dan do'a untuk para punggawa tanah air yang kan berlaga nanti malam.

Kepada para pengurus PSSI, kami berharap ini kali terakhir sepakbola kalian jadikan sebagai kendaraan untuk mencapai tujuan kalian. Jangan politisasi sepakbola, biarkan kami bersatu padu dalam bola tanpa label golongan lagi. Tidakkah kaliah lihat bagaimana antusiasnya masyarakat menunggu laga timnas yang bersatu?

Biarkan bola menggelinding sebagaimana mestinya. Biarkan ia tetap bundar!!!!

Tidak ada komentar: