Jumat, 04 Januari 2013

Waktu Part 2 (Habis)

Ombak yang singgah di pantai, perlahan, pelan-pelan menggerus pasir ke dalam laut lalu hilang di telan samudera. Seperti ombak, waktu juga menggerus setiap kenangan yang bersemayam di ruang ingat kita, tapi tidak secara perlahan. Secara diam-diam, dengan cepat, kenangan-kenangan itu dipindahkan oleh waktu ke dalam ruang penglupaan kita, kecuali kenangan yang kita simpan sangat rapat, bukan di otak, bukan juga di ruang ingat yang paling dalam, tapi kenangan yang di simpan di hati.

 *****

Februari 1998, tepatnya tanggal 17, seorang bocah mungil berjenis kelamin wanita lahir di tengah keluarga kami. Setelah penantian yang cukup lama, akhirnya Allah menghadirkan malaikat kecil di tengah rumah kami. Gadis kecil itu kami panggil Chaca, Briliantina Rossa.

Kisah masa kecil bersama Chaca sudah kami simpan di hati, sehingga waktu tidak akan mampu mengusiknya. Menyusuri jalan di pagi minggu untuk  bermain di rumah seorang teman, Chaca saya gendong di belakang, Dian mengikuti sambil bersenandung. Saat itu umur saya 13 tahun, Chaca 3 tahun, dan Dian berumur 10 tahun. Bertiga kami menikmati minggu di suatu daerah yang diberi nama Kapur IX, salah satu kecamatan di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.

Saat itu dongkol rasanya karena orangtua saya selalu menyuruh membawa Chaca kemanapun kami main, mengurus seorang anak 3 tahun sambil bermain apa enaknya coba? Selain tidak bebas, juga terikat karena tidak boleh jauh-jauh dari si Chaca. Tunggu dulu.... Seandainya saat itu saya selalu menolak untuk mengajak Chaca kemanapun saya bermain, tentunya tidak akan ada kisah ini untuk saya ingat dan saya tulis sekarang. Ah, kedongkolan hati tapi tidak membantah membuat kami memiliki kenangan indah ini.

Dua belas tahun berlalu dari hari itu, Kapur IX pun sudah kami tinggalkan. Mungkin bagi Chaca kenangan ini tidak pernah tersimpan dalam memorinya. Dulu dia masih sangat kecil. Suatu saat dia akan baca tulisan ini. Semoga dia bisa tersenyum karena memiliki kenangan yang tak mampu di curi waktu, kenangan bersama dua abang yang akan selalu siap menjadi "tukang pukul" untuk menjaganya.

Oh ya, saat tulisan ini dibuat, gadis kecil itu sedang bersiap untuk menghadapi ujian nasional untuk kelulusan SMP, sebentar lagi dia mengenakan seragam putih abu-abu. Setiap tahun ketika lebaran, dia selalu anggun dengan balutan busana muslimah yang dibanggakannya. Kerudung yang menutupi dada, pakaian yang longgar, dan dia tidak terlalu senang mengenakan jeans. Ini yang membuat saya semakin bangga padanya.

Waktu. Telah mengubah seorang gadis kecil manis menjadi gadis remaja dengan kerudung yang melambai-lambai. Kerudung yang menjadi kebanggannya sebagai muslimah, kerudung yang akan menjadi penjaga untuknya.

Sekali lagi, waktu telah menggerus beberapa hal, tapi tidak kenangan tentang kalian.




Tidak ada komentar: